Selasa, 19 Februari 2013

DHCP DAN DNS





PENGERTIAN DHCP
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS.
DHCP 3 Server :Adalah software yang digunakan untuk DHCP server.

Cara Kerja
Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client.

DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.

DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan “penyewaan” alamat IP dari sebuah DHCP server dalam proses empat langkah berikut:
1.      DHCPDISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif.
2.      DHCPOFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
3.      DHCPREQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.
4.      DHCPACK: DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.

Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.

Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP server tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.

Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu.
Catatan: DHCP server harus memiliki alamat IP yang statis.

DHCP Scope
DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-alamat IP yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi DHCP Server adalah kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope.

DHCP Lease
DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan menggunakan beberapa peralatan konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat menggunakan DHCP Manager atau dalam Windows 2000 ke atas dapat menggunakan Microsoft Management Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut sebagai Reservation.

DHCP Options
DHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client. Ketika sebuah klien meminta alamat IP kepada server, server akan memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa agar memberikan tambahan informasi kepada klien, yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang administrator. DHCP Options ini dapat diaplikasikan kepada semua klien, DHCP Scope tertentu, atau kepada sebuah host tertentu dalam jaringan.

Cara Instalasi DHCP
Instalasi danKonfigurasi DHCP Server di Ubuntu
1.      Install dhcp3-server asumsi, source.list telah siap digunakan
# apt-get install -y dhcp3-server
2.      Konfigurasi file dhcpd.conf, asumsi editor yang digunakan adalah mcedit.
# mcedit /etc/dhcp/dhcpd.conf
3.      Kemudian konfigurasikan beberapa bagian, seperti : uncomment authorative jika merupakan network lokal, jadi konfigurasi menjadi : authorative ;ddns-update-style none ;optionnbgrub-menu code = text ;
4.      Definisikan default-lease time dan max-lease time (satuan detik), misalnya default IP di lease 10 menit dan maksimum IP di lease 1 jam default-lease-time 600 ; max-lease-time 3600 ;
5.      Mendefinisikanrentang IP yang akan di bagikan untuk client. Misalkan, rentang IP yang akan di bagikan berkisar 167.205.45.2 sampai 167.205.45.17, dengan alamat network atau netmask 255.255.255.224 subnet 167.205.45.0 netmask 255.255.255.224 {option routers 167.205.45.1; range 167.205.45.6 167.205.45.2}
6.      Mengaktifkan daemon DHCP dan pastikan berjalan dengan baik, tidak ada pesan error.
# /etc/init.d/dhcp3-server start

Kesimpulan
DHCP adalah system pemberian IP Address secara dynamic/otomatis, hal ini sangat memudahkan bagi Administrator Jaringan untuk konfigurasi IP Address pada masing-masing Client karena tidak susah-susah untuk mengkonfigurasi masing-masing client secara manual dan menghafalkannya. Cukup DHCP Server yang akan mengkonfigurasinya.

PENGERTIAN DNS
Domain Name System (DNS) adalah distribute database system yang digunakan untuk pencarian nama komputer (name resolution) di jaringan yang menggunakan TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).
BIND (singkatan dari bahasa nggris: Berkeley Internet Name Domain) adalah server DNS yang paling umum digunakan di Internet, khususnya di system operasi bertipe Unix yang secara de facto merupakan standar.

Cara Kerja DNS
Fungsi dari DNS adalah menerjemahkan nama computer ke IP address (memetakan). Client DNS disebut dengan resolvers dan DNS server disebut dengan name servers. Resolvers atau client mengirimkan permintaan ke name server berupa queries. Name server akan memproses dengan cara mencek ke local database DNS, menghubungi name server lainnya atau akan mengirimkan message failure jika ternyata permintaan dari client tidak ditemukan. Proses tersebut disebut dengan Forward Lookup Query, yaitu permintaan dari client dengan cara memetakan nama komputer (host) ke IP address.
·       Resolvers mengirimkan queries ke name server.
·       Name server mencekke local database, atau menghubungi name server lainnya, jika ditemukan akan diberitahukan ke resolvers jika tidak akan mengirimkan failure message
·       Resolvers menghubungi host yang dituju dengan menggunakan IP address yang diberikan name server.

Cara Instalasi DNS
Untuk melakukan instalasi Bind ini, ada paket-paket yang harus sudah terinstall terlebih dulu, yaitu :
·       GCC
·       Compatible c++
·       PaketGilibc
·       Aplikasi Make
·       Aplikasiperl
·       openssl

Berikut langkah-langkahnya :
1.      Install paket open ssl
a.      Download paket wget http://www.openssl.org/source/openssl-0.9.8d.tar.gz
b.   Ekstrak paket tar -xvzf openssl-0.9.8d.tar.gz hasil ekstraksi akan membuat suatu file bernama openssl-0.9.8d. masuk ke directory tersebut. #cd openssl-0.9.8d
c.       Lakukan konfigurasi
#./config –prefix=/usr/local/openssl openssldir=/usr/local/openssl. Instalasi akan meletakkan open ssl di dalam directory /usr/local/openssl
d.       Kemudian lakukan kompilasi
#make && make test && make install. Sampai saat ini , instalasi open ssl telah selesai dilakukan.

2.      Download paket bind

3.      Ekstrakpaket
#tar xfvz bind-9.3.4.tar.gz Kemudian masuk ke directory hasil ekstraksi
# cd bind-9.3.4

4.      Lakukan konfigurasi

#./configure –prefix=/usr/local/named –enable-ipv6 –enable-libbind –with-openssl=/usr/local/openssl/ –sysconfdir=/etc –sbindir=/sbin/ –bindir=/bin –with-ptl2 –with-libtool –enable-getifaddrs
a.      Pada konfigurasi ini, kita melakukan kustomisasi pada letak directory di /usr/local/named
b.      Mengaktifkan ipv6
c.      mengaktifkan library bind menggunakan open ssl, yaitu di /usr/local/openssl konfigurasi file diletakkan di /etc file bin diletakkan di /bin dan /sbin

5.      Lakukan kompilasi
#make && make clean && make depend && make all && make install 

Kesimpulan
DNS adalah hasil pengembangan dari metode pencarian host name terhadap IP address di Internet. Pada DNS client (resolver) mengirimkan queries ke Name Server (DNS). Name Server akan menerima permintaan dan memetakan nama computer ke IP address Domain Name Space adalah pengelompokan secara hirarki yang terbagi atas root-level domains, top-level domains, second-level domains, dan host names.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar